Hakikat dari Hakikat Keberadaan dan Keadaan Tuhan
Hakikat dari Hakikat
Oleh: Erinadwi
Seperti yang kita ketahui, kelahiran segala bidang ilmu pengetahuan tidak terlepas dari peranan filsafat. Sebaliknya, perkembangan ilmu memperkuat keberadapan filsafat.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakikatnya. Namun seperti biasanya dalam belajar filsafat kita akan sulit sekali memperoleh hakikat dari sesuatu. Karena semakin dalam kita mempelajari sesuatu semakin banyak pula muncul permasalahan baru yang harus kita cari hakikatnya.
Misal saja hakikat dari bangunan adalah rumah, ialah adanya keterkaitan segala komponen yang menopang dan melindungi, seperti dinding. Adapun hakikat dari dinding adalah batu bata dan begitupun seterusnya. Akan sulit sekali menghabiskan atau menemukan titik temu hakikat dari sesuatu bahkan yang hanya sebuah bangunan sekalipun.
Namun filsuf terkenaal Thales pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka. Sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri.
Lalu apakah hakikat dari hakikat? Dari semua penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat dari hakikat atau hakikat dari segala sesuatu adalah Tuhan. Karena bahkan air pun secara kimia adalah senyawa yang tersusun dari dua jenis unsur yaitu hidrogen dan oksigen. Sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri. Dan disaat seperti inilah perlu adanya pengakuan keberadaan Tuhan sebagai satu-satunya titik awal dan satu-satunya titik akhir dari hakikat segala sesuatu.