Kilas Balik DIAN-Interfidei
Oleh: Kamaluddin
Institut Dialog Antariman di Indonesia atau Institute for Interfaith Dialogue in Indonesia, disingkat Institut DIAN/Interfidei. Institut Dialog Antar-iman di Indonaesia (Institut DIAN/Interfidei) didirikan pada 20 Desember 1991 di Yogyakarta, Indonesia dengan akte notaries no.38 (de jure). Secara resmi dipublikasikan kepada masyarakat luas sebagai sebuah Lembaga (de facto), tanggal 10 Agustus 1992. Pendirinya adalah, Dr. Th. Sumartana (alm.), Pdt. Eka Darmaputera, Ph.D. (alm), Dr. Daniel Dhakidae, Zulkifly Lubis, dan Dr. Djohan Effendi.
Dialog antariman, “Iman” adalaha ungkapan otentik dari korelasi antara keyakinan dan realitas kehidupan, yang berhubungan erat dengan pengalaman kongkrit kehidupan sehari-hari. Karena itu bisa dibicarakan bersama dalam suasana bebas dan terbuka. Iman sebagai esensi agama/keyakinan, mendorong kepada dialog yang dilakukan setiap orang secara individual, bukan sebagai lembaga. “Dialog”, tidak bertujuan menghapus pebedaan, tetapi merupakan langkah menjalin komunikasi dan ungkapan kesediaan untuk saling mendengar, menghormati dan terbuka. “Dialog” mengandung konflik inheren pada hubungan antarmanusia, sekaligus menjanjikan sebuah akhir yang lebih dewasa untuk menghadapi dan menyelesaikan konflik.
Agama-agama merupakan unsur penting dan berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kehidupan religius dalam konteks apapun tidak mungkin dilepaskan dari tanggungjawab untuk memecahkan masalah-masalah social-kemanusiaan. Dialog dianggap sebagai jalan keluar dari berbagai konflik di masyarakat; konflik antaragama, antargolongan, antara agama dan negara, agama dan ideologi, dsb.
Status dan Fungsi dari Institut ini tidak berkedudukan mewakili agama sebagai institusi, tetapi sebagai perkumpulan dari para pemeluk agama yang terikat oleh imannya. Ruang lingkup kerja Institut ini berkaitan dengan dan melibatkan seluruh agama dan setiap wujud kepercayaan di masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, serta kehidupan tanpa kekerasan dan menghargai keutuhan alam semesta. Institut ini sebagai Forum di mana gagasan keimanan yang tumbuh dari diskursus dinamika kemajemukan, serta pengalaman konkrit di masyarakat didialogkan bersama.Redaksi(AK)