Falsafah Kehidupan dalam "Dolanan" Permainan Rakyat
Oleh : Ahmad Kamaluddin
Manusia adalah mahkluk sosial, artinnya manusia tidak bisa hidup secara individual. Hal ini dikarenakan manusia memerlukan bantuan oleh manusia lain. Dalam kehidupan nyata manusia tidak terlepas yang namanya Permainan atau dalam Istilah Jawa disebut Dolanan. Mulai dari lahir sampai tua manusia tidak terlepas dari bermain permaian. Bahkan dengan bermain manusia dapat belajar dari sebuah permaianan yang dia mainkan. Seperti contohnya bermain catur, permainan ini melatih konsentrasi, fokus, strategi, ketelitian dll. Begitupun dengan kehidupan, dalam menjalani hidup juga harus berhati-hati dalam melangkah, serta dalam hidup juga harus waspada supaya selalu ingat pada Allah SWT.
Ciri manusia yaitu mikir (thinking), kerja (working), dan bermain (playing) atau dalam istilah disebut Homo Sapien, Homo Faber dan Homo Ludens. Dibalik manusia sejati ada tersembunyi sifat anak-anak yang bermain. Permainan itu campuran Eros (kecintaan) atau dalam Istilah Jawa disebut Tresno dengan Agon (Semangat). Permainan dalam diri manusia itu muncul karena surplus energi dan dalam rangka rileks. Dibalik permainan itu ada skil-skil yang bisa kita butuhkan dimasa depan. Permainan yang kita jalani adalah warisan nenek moyang dahulu kala (rekapitulasi teori). Bahkan permainan dahulu menyimpan nilai-nilai moral yang terkadang orang modern tidak menyadari.
Permainan adalah pelepasan pelampiaskan energi negatif yang terpendam dalam diri (katarsis). Dengan bermain bisa merefleksi pikiran sehingga otak menjadi kembali segar. Dengan bermain pula hidup tidak menjadi stress, bahkah gejala depresi, stress, tekanan batin itu disebabkan salah satunya kurang nya bermain. Bermain menjadi sehat oleh tubuh namun dengan kadar proposi yang proporsional (seimbang). Permainan itu mengikuti perkembangan usia (kognitif). Karena sifat dari permaian sendiri mengikuti perkembangan zaman. Seperti permainan sepak bola yang dari dulu di gandrungi oleh semua kalangan mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
Simon Sinek, Pemikir kepemimpinan asal Amerika Serikat, melihat hidup dalam kacamata teori permainan. Didalam teori ini ada dua bentuk permainan, yakni permainan tak terbatas (Infinite game) dan terbatas (finite game). Orang yang memainkan permainan tak terbatas akan bermain untuk bisa bermain. Ia bermain untuk jangka panjang dengan aturan permainan yang terus berubah. Disisi lain, didalam terbatas, orang bermain untuk menang. Setelah pertandingan selesai, semuanya pun selesai.
Bermainlah dalam permainan tetapi jangan main-main. Mainlah dengan sungguh-sungguh, tetapi permainan jangan dipersungguh, kesungguhan permainan terletak dalam ketidak-sungguhannya sehingga permainan yang dipersungguh tidaklah sungguh-sungguh lagi. Mainlah dengan eros tetapi janganlah mau dipermainkan oleh eros, mainlah dengan agon tetapi jangan mau dipermainkan agon. Barang siapa memepermainkan permainan akan menjadi permainan, bermainlah untuk bahagia tetapi janganlah mempermainkan bahagia. Redaksi(AK)