Sesi Panel Konferensi Internasional AFI diikuti puluhan Peserta dari Dalam dan Luar Negeri
Rabu, 5 Oktober 2022. Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus telah menyelenggarakan Plenary Session dalam kegiatan 7th Fikrah International Annual Conference (FIAC) 2022. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang maya media zoom, dan bertujuan untuk mempresentasikan makalah-makalah yang sudah dibuat peserta dari berbagai instansi.
Plenary Session Fikrah International Annual Conference 2022, menampilkan beberapa presenter hebat dari berbagai instansi, meliputi : IAIN Kudus, PPFPM Malaysia, dan beberapa instansi lain (UGM, STAI Blora, IIKA Sumenep, UIN Tulungagung, UINU Jepara, UTM dan UMS Malaysia, UIN Suka, IAIN Gorontalo, STAI Sadra, UIN Walisongo, UIN Jakarta). Pada plenary session ini dipandu oleh empat moderator yang berasal dari dosen AFI IAIN Kudus yaitu Ibu Ulya, Ibu Annisa Listiana, Ibu Ni’matus Sholihah, dan Ibu Sofi Aulia Rahmania.
Antara agama dan filsafat merupakan dua hal yang saling berkaitan. Filsafat menuntun pengetahuan untuk memahami, sedangkan agama menuntun pengetahuan untuk beribadah. Agama adalah faktor penting dalam kehidupan manusia karena dapat membentuk cara berfikir seseorang. Oleh karena itu, perlu adanya pengembalian falsafah beragama untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki sikap saling menghormati, mengedepankan perdamaian dan tenggang rasa, serta menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
Konflik dan tindakan kekerasan seringkali terjadi karena adanya perbedaan, toleransi menjadi salah satu solusi untuk meminimalisir hal tersebut. Toleransi dapat dibangun melalui tradisi yang berkembang dimasyarakat. Bapak Abdul Ghofur salah satu presenter menegaskan, bahwa “Masyarakat Islam Jawa memiliki beberapa tradisi, seperti selametan, khaul, upacara panen padi, suronan, dan saparan. Tradisi yang sama, belum tentu sama akulturasi dan fungsinya.” Meninjau hal tersebut, maka diperlukan adanya penggalian nilai-nilai tradisi guna memberi pemahaman kepada generasi penerus bangsa dan melestarikannya agar tidak tergerus oleh budaya-budaya baru yang masuk.
Kesempatan ikut serta konferensi FAIC ini digunakan untuk saling bertukar pikiran mengenai aqidah, filsafat, moderasi, dan keagamaan dengan mempresentasikan makalah dalam plenary session. Harapannya selain terjalin relasi yang baik lembaga di berbagai perguruan tinggi, juga kedepannya kegiatan konferensi ini dapat terlaksana dengan lebih baik lagi.